Merendahkan Tidak Pernah Didasari Niat Baik, ya?

Ada banyak hal yang mesti dan bisa kita lakukan untuk 'menaikkan pamor' pertanian. Selain do'a. Do'a itu syarat, bukan optional. Kenapa menaikkan pamor pertanian? Iya, itu cuman bahasa saya saja, sih. Sebenarnya pamor pertanian nggak bakal tenggelam di makan zaman (jadi dia tenggelam atau tertelan sih, Fi?). Pertanian pasti akan selalu ada kok. Krusial, sih. Seperti kata Pak Karno,





“Agriculture is about alive or dead…”
“I ask you : while Indonesian people in the near future will suffer from misfortune, disaster, if the problem of people’s food will not be solved immediately, whereas the problem of people’s Availability stocks is about alive or dead, how do with your groups? Why did only 120 and 7 students register at the faculty of agriculture and faculty of veterinary medicine, respectively? No, my young people, study in agriculture and veterinary sciences is not less important than other studies, is not less satisfied for the high aspiration-souls than other studies. Bear in mind, once more bear in mind, if we do not “bear in mind” the problem of people food as highty as is possible, radically and revolutionarily, we will suffer from great disaster.”
(Pidato Presiden RI Soekarno pada peresmian Kampus IPB Baranangsiang, 1952)
Keren ya pakai bahasa Inggris. Baru dengar ya kata-kata seperti ini? Iya, sama. Saya habis googling apa kata-kata Pak Karno tentang pertanian. Sewaktu masa orientasi alias MPKMB pernah disinggung tentang omongan Pak Karno tapi saya lupa, alhasil harus googling dulu.

Jadi, iya, gitu.
Mau segimana-ngikutinnya orang akan tren-tren masa kini, mereka akan tetap butuh hal-hal yang berkaitan dengan pertanian. Contohnya, seseorang yang sudah maniak sekali sama gadgetnya yang seukuran talenan merk lion star, yang suka update apa pun, foto ini itu dimasukin instagram, twitpic, path, dan kaskus (mungkin), mereka tetap butuh pertanian. Mereka butuh makanan untuk dijadiin objek foto yang nantinya dikasih efek-efek sensual dan dijadiin modal menarik perhatian gebetan dengan caption atau hashtag gaul. Atau mereka butuh pemandangan sawah hijau membentang dan caping di kepala biar bisa update dan bikin orang mikir betapa mereka sangat down to earth karena main ke desa. Oh, nggak gitu ya?
Bener, nggak (semuanya) begitu.

Maksud saya, semua orang, terlepas dari mengikuti tren atau tidak, gaul atau tidak, punya gadget canggih atau tidak, punya instagram atau tidak, punya gebetan atau tidak, intinya sih manusia, tidak bisa terlepas dari pertanian. Makanan, minuman, pakaian, mebel, dan masih banyak lagi yang berkaitan dengan pertanian.

Mau dibawa ke arah mana sih tulisan ini?
Pertanian nggak melulu soal rakyat kecil. Kalian-kalian yang punya gadget canggih juga turut 'menikmati'. Tapi sayangnya, terlalu banyak orang yang pikirannya sempit. Memandang rendah suatu hal memang nggak pernah dilandasi dengan niat baik. Begitu juga memandang rendah ranah pertanian. Realitas kok ini. Contohnya, ibu-ibu semi-sosialita, temannya mama banyak yang menyayangkan kenapa saya dan kakak saya masuk ke kampus pertanian. Ada aja cibiran yang entah sadar atau tidak terlontarkan dari mulut mereka yang manis (harusnya sih sadar karena kalau bicara itu diaturnya sama otak), seperti "Aduh Mbak Yaya anaknya emang milih apa di *peep* (sebuah kampus yang sepertinya paling punya nama di Indonesia)? Nggak keterima ya?" atau "Waah disana emang murah sih ya Mbak, padahal sekarang *peep* sudah murah juga lho, Mbak"

Iya, begitu.
Untuk meluruskan: 
Pertama, saya memang nggak milih kampus yang terkenal banget itu lewat jalur SBMPTN. 
Kedua, saya alhamdulillah keterima di kampus itu lewat jalur lain tapi prioritas saya tetap yang ada di kampus pertanian. 
Ketiga, mama saya sedih lho tante kalau digituin, sampai-sampai minta saya kuliah di kampus yang tante sebut itu aja dengan jurusan yang bukan pilihan saya. Kasihan mama lelah :(
Keempat, iya emang masuk kampus pertanian lebih murah kyaaaa alhamdulillah :")
Kelima, saya nggak sebel kok denger kata-kata itu. Saya nggak ada pikiran "saya harus buktiin ke mereka kalau saya bisa sukses di kampus pertanian", nggak, nggak ada sama sekali pikiran kayak gitu. Kampus ini pilihan saya, pilihan kakak saya juga. Omongan macam itu juga bukan motivasi kami untuk jadi sukses. Omongan macam itu juga terlalu ringan untuk jadi lecutan supaya saya benar-benar 'berkarya' di bidang pertanian. Omongan macam itu cuman angin lalu (ini artinya apa sih?). InsyaAllah saya punya banyak pikiran dan harapan baik untuk pertanian.

Saya bersyukur ada di keluarga yang sangat supportif. Keluarga yang nggak memprioritaskan 'strata berapa' jadi masalah. Keluarga yang lebih pengen bahagia karena kita bisa bermanfaat. Itu. Itu yang saya tangkep dari omongan mama sama ayah saya.

Oh ya, jadi, apa salah satu cara yang mesti dan bisa kita lakukan untuk menaikkan pamor, memperbaiki, mengembangkan, menjayakan pertanian? Langkah pertama, jangan anggap rendah pertanian.
Gimana bisa pertanian maju, Indonesia tangguh dengan pertaniannya, kalau masyarakatnya aja memandang bahwa pertanian memang nggak butuh maju? Gimana?
Jangan lupa berterima kasih sama orang-orang yang sudah menyebar bibit, menggemburkan tanah, merawat, dan memanen hasil pertanian sampai bahan itu akhirnya bisa sangat cantik tertata di meja makan dan siap difoto untuk masuk akun instagram.
Jangan lupa berterima kasih sama orang-orang yang sudah mengembangbiakkan, menangkap langsung ikan-ikan sehingga protein kita bisa terpenuhi dengan ikan-ikan itu.
Dan jangan lupa terima kasih untuk semuaaaa yang turut serta dalam pengelolaan pertanian. Sungguh, petani itu mulia.
Kalau makan harus dihabisin ya! #NoFoodWaste #LongLivePertanian
Oh ya, jangan lupa juga bersyukur dan berterima kasih sama Allah karena sudah menciptakan makhluk-makhluk cerdas dan sumber daya alam di dunia ini :)


Iya, jadi begitu.
Ahli pangan (aamiin),
Afi.
p.s maaf ya kalau tulisannya serba subjektif. Kalau mau tahu fakta-fakta atau berita teraktual tentang pertanian kan bisa dicek sendiri lewat literatur yang ada di textbook atau di google juga udah banyak kok.
Selamat menebar manfaat!